Assalamualaikum
Pukul 16:45 WIB
WAATTZAAP bro sis,,
Sambil ngopi di red-long coffe di daerah dipatiukur,
coba ngebuat puisi-essai. Iseng-iseng berhadiah sih. Lagi gundah mending nulis
ada karya.
Check this out yo
Puisi
By : Muhammad Imam Saputra
Pria
yang Mengenakan Pakaian Hitam Itu
Disetiap sisi koin yang terlempar diudara terdapat
ketidakpastian yang berayun
Setipis rambut halus mu yang terurai hingga ke
jemari-jemari
Ada kalanya hujan tak mengembalikan memori yang
ingin kamu kenang
Ada kalanya pula mega-mega sore tak seindah senja
Setiap nafas yang kamu hembus menghasilkan aroma
lembut
Salju retak mengkilat cepat keudara dengan uap
Hanya bayangan kosong seperti anti-metafora
Uap udara melambung tinggi seakan ikut merasakan
Ciptakan saja mesin untuk menenun hujan
Agar hujan selalu memberikan kenangan padamu
Seandainya masih ada jua kegundahan dihatimu
Cukup tataplah gumpalan awan diantara ribuan bintang
Ciptakan saja hujan jika itu bisa membuatmu
tersenyum lagi, warna
Hujan yang turun membasahi jutaan kepala manusia
Memberikan kesuburan akal untuk berpikir
Menyatakan kebutuhan jiwa bagi para pemimpi
Tapi, tahukah kamu warna, tidak semua manusia itu
pergi keluar menikmati hujan?
Ada seorang pria yang mengenakan pakaian hitam itu
Berdiri diantara dentingan hujan yang mengenai kaca
lampu jalanan
Wajahnya tak terlihat, gelap
Berdiri sembari melihat pergerakan jarum jam tangan
Sepertinya dia tidak sedang menunggu, atau mungkin
saja
Hanya saja dia terlihat tenang berlindung akan hujan
Dipinggir jalan melihatmu dari kejauhan
Berjalan perlahan menuju kearahmu, dengan pakaian
serba hitam
Diantara kegelapan malam, mungkin dialah yang
tergelap
Auranya memancar tenang, membawa kesejukan
Hitam, terkadang hitam itu penuh warna ujarnya
singkat
Kini dia berdiri tepat disampingmu, tanpa melihat
hanya berada disisimu
Kamu terlihat manis, cantik ungkapan yang terpancar
dari mimik mukanya
Sebuah mawar putih yang berada ditangannya dilepas
begitu saja
Tergeletak ditanah tepat disamping kakimu
Kamu tak bergerak walau menyadari kedatangannya
singkat
Berdiri diam mematung terikat rantai
Pria itu pun mendiamkan diri seakan tidak ingin
terlibat
Namun hujan mawar sudah dipersiapkan untukmu
Dia memberikanmu jaket yang ia kenakan
Besar dan terlihat membungkus badanmu
Dia tertawa kecil, kemudia tersenyum singkat kearah
matamu
Dan kamu masih terdiam
Pria itu pun memberikan topinya, topi bundar ala
koboy yang tersingkap
Kemudian tanpa ragu ia memberikan sarung tangannya
Memasangkan di kedua belah tangan mu
Dia pun kembali tertawa, tertawa kecil yang
membuatmu melihat kearahnya
Kini kamu tercengang bukan?
Melihat keadaan pria itu, pria yang tak kamu kenali
Berdiri disampingmu, tanpa jaket dan topi bundarnya
Berdiri sambil menatap hujan, karena sebenarnya ia
suka hujan
Dia tidak memperlihatkan dunianya padamu
Tak memperlihatkan ketakutannya padamu
Sama sekali tidak ingin memperlihatkan seluruh
jiwanya padamu
Termasuk apa yang ia pesan untuk makan siangnya
Otaknya terurai jatuh kebawah membasahi badannya
Badannya yang penuh sayat terlihat mengering
Aneh, melihatnya tersenyum didekatmu
Kemudian dia berkata singkat, dan kamu senyum sepi
menampar rantai
Tergurai putus berkeping
Suara tawa mu terdengar keras
Senyummu lebar melewati angin
Secepat kilat suasana berubah
Hujan berhenti tak berarti
Membasahi dua manusia yang sedang berdiri didekat
jembatan itu
Pria itu, dan wanita itu
Menunggu koin terjatuh untuk menjalani takdir
Dedicated for who was loving me and keep trying to
choose who the choosen one
Wassalam