Senin, 08 Desember 2014

PUISI-ESSAI SENJA



Assalamualaikum

Pukul 16:45 WIB

WAATTZAAP bro sis,,
Sambil ngopi di red-long coffe di daerah dipatiukur, coba ngebuat puisi-essai. Iseng-iseng berhadiah sih. Lagi gundah mending nulis ada karya.

Check this out yo

Puisi
By : Muhammad Imam Saputra


Pria yang Mengenakan Pakaian Hitam Itu

Disetiap sisi koin yang terlempar diudara terdapat ketidakpastian yang berayun
Setipis rambut halus mu yang terurai hingga ke jemari-jemari
Ada kalanya hujan tak mengembalikan memori yang ingin kamu kenang
Ada kalanya pula mega-mega sore tak seindah senja

Setiap nafas yang kamu hembus menghasilkan aroma lembut
Salju retak mengkilat cepat keudara dengan uap
Hanya bayangan kosong seperti anti-metafora
Uap udara melambung tinggi seakan ikut merasakan

Ciptakan saja mesin untuk menenun hujan
Agar hujan selalu memberikan kenangan padamu
Seandainya masih ada jua kegundahan dihatimu
Cukup tataplah gumpalan awan diantara ribuan bintang

Ciptakan saja hujan jika itu bisa membuatmu tersenyum lagi, warna
Hujan yang turun membasahi jutaan kepala manusia
Memberikan kesuburan akal untuk berpikir
Menyatakan kebutuhan jiwa bagi para pemimpi

Tapi, tahukah kamu warna, tidak semua manusia itu pergi keluar menikmati hujan?
Ada seorang pria yang mengenakan pakaian hitam itu
Berdiri diantara dentingan hujan yang mengenai kaca lampu jalanan
Wajahnya tak terlihat, gelap

Berdiri sembari melihat pergerakan jarum jam tangan
Sepertinya dia tidak sedang menunggu, atau mungkin saja
Hanya saja dia terlihat tenang berlindung akan hujan
Dipinggir jalan melihatmu dari kejauhan

Berjalan perlahan menuju kearahmu, dengan pakaian serba hitam
Diantara kegelapan malam, mungkin dialah yang tergelap
Auranya memancar tenang, membawa kesejukan
Hitam, terkadang hitam itu penuh warna ujarnya singkat

Kini dia berdiri tepat disampingmu, tanpa melihat hanya berada disisimu
Kamu terlihat manis, cantik ungkapan yang terpancar dari mimik mukanya
Sebuah mawar putih yang berada ditangannya dilepas begitu saja
Tergeletak ditanah tepat disamping kakimu

Kamu tak bergerak walau menyadari kedatangannya singkat
Berdiri diam mematung terikat rantai
Pria itu pun mendiamkan diri seakan tidak ingin terlibat
Namun hujan mawar sudah dipersiapkan untukmu

Dia memberikanmu jaket yang ia kenakan
Besar dan terlihat membungkus badanmu
Dia tertawa kecil, kemudia tersenyum singkat kearah matamu
Dan kamu masih terdiam

Pria itu pun memberikan topinya, topi bundar ala koboy yang tersingkap
Kemudian tanpa ragu ia memberikan sarung tangannya
Memasangkan di kedua belah tangan mu
Dia pun kembali tertawa, tertawa kecil yang membuatmu melihat kearahnya

Kini kamu tercengang bukan?
Melihat keadaan pria itu, pria yang tak kamu kenali
Berdiri disampingmu, tanpa jaket dan topi bundarnya
Berdiri sambil menatap hujan, karena sebenarnya ia suka hujan

Dia tidak memperlihatkan dunianya padamu
Tak memperlihatkan ketakutannya padamu
Sama sekali tidak ingin memperlihatkan seluruh jiwanya padamu
Termasuk apa yang ia pesan untuk makan siangnya

Otaknya terurai jatuh kebawah membasahi badannya
Badannya yang penuh sayat terlihat mengering
Aneh, melihatnya tersenyum didekatmu
Kemudian dia berkata singkat, dan kamu senyum sepi menampar rantai

Tergurai putus berkeping
Suara tawa mu terdengar keras
Senyummu lebar melewati angin
Secepat kilat suasana berubah

Hujan berhenti tak berarti
Membasahi dua manusia yang sedang berdiri didekat jembatan itu
Pria itu, dan wanita itu
Menunggu koin terjatuh untuk menjalani takdir


Dedicated for who was loving me and keep trying to choose who the choosen one

Wassalam