Minggu, 02 November 2014

KEFAKIRAN CINTA

Assalamualaikum.

Pukul 10:30 WIB


Brotherr.. kebetulan ada bentuk karya tulis baru namanya "Puisi Essay". yah, jadi merasa tertantang untuk membuat.. langsung aja deh,, check it now bro..




Bel tanda istirahat terdengar nyaring
Semua siswa maupun siswi keluar berhamburan layaknya semut yang keluar dari sarang
Aku pun keluar kelas dengan langkah yang sempit
Segera ku mencari tempat teduh tempat ku bernaung sejenak

Terduduk aku dibawah panasnya matahari
Melihat semua dedaunan rapuh yang jatuh dari pohonnya
Ku selonjorkan kakiku
Nampak sepatu yang kusam dan sudah rusak

Kuikat tali sepatu itu
Terdengar suara riuh siswa yang bermain
Suara tenggerek yang membuat telingaku penging
Suara lantunan angin yang menghembuskan dedaunan

Suara-suara itu bercampur dalam suatu melodi cahaya surya
Tepikan semua kegelisahan ku selama ini
Ya walaupun sementara setidaknya itu pengalihan yang sempurna
Aku suka saat-saat seperti ini

Saat dimana aku menikmati kesendirian dengan syukur
Hidup memang tak sesempurna nabi
Tapi aku suka hal seperti ini
Suka. Ya aku suka

Seketika dalam keheningan pikiran, suara itu memecahkan keheningan ku
Ya, dia adalah sarah
Sahabat yang selalu dipundakku
Memikul beban yang berat denganku

Hai.. Ulfa
Sapanya lembut dengan senyuman
Kemudian duduk disampingku
Lihatlah  ul, aku membawakan eskrim kesukaanmu

Eskrim itu meleleh ditangannya
Wahh, mataharinya terik yah sar..
Eskrimnya meleleh ditanganmu
Tapi, terima kasih sudah mebawakanku

Kami berdua memakan eskrim yang setengah meleleh itu
Aku kemudian membuka pintu percakapan
Dimana kamu membeli eskrim ini sar?
Tanyaku sambil menjilati bagian eskrim yang meleleh

Sarah pun menjawab dengan tenang
Di ayahmu..
Seketika eskrim itu aku buang
Kulempar diatas tanah kering yang tersengat sinar matahari

Suasana pun berubah menjadi berbeda
Sarah masih duduk dan menghentikan jilatannya
Aku berdiri sambil menunduk melihat kebawah
Seakan sarah menjadi musuh terbesar ku

Ul.. seharusnya kamu memafkan ayahmu
Salah apa beliau sehingga kamu seperti ini?
Haruskah ia memberikan jantungnya padamu?
Agar kamu mengerti betapa sayangnya ayahmu padamu?

Aku masih terdiam melihat eskrim itu
Sarah masih duduk dengan eskrim yang sudah mulai mencari ditangannya
Bel pun berbunyi
Aku benci suara bel itu

Tanpa mengatakan kata sedikitpun
Aku berjalan kearah ku meninggalkan sarah dibelakang
Sarah pun berdiri sambil tersenyum
Tak lupa ia berkata hati-hati..
*****
Aku memang terlahir tanpa pernah melihat ibuku
Aku dibesarkan oleh ayah selama ini
Dia yang selalu merawatku kalau sakit
Dia yang memberikan waktunya untuk menemani malamku

Dia tak pernah lupa memasakanku makanan
Tak pernah lupa menyiapkan air hangat
Selalu ingat saat aku lupa
Selalu ada saat aku tak membutuhkannya

Bukan itu yang aku benci
Bukan...
Bukan pekerjaannya sebagai penjaja eskrim keliling
Bukan...

Bukan karena aku tak memiliki ibu
Bukan karena ayahku tak memiliki uang banyak
Bukan karena rumahku tak seperti istana
Bukan pula karena aku puteri seorang fakir

Aku benci karena..
Dia tak pernah mendengarkanku
Dia tak pernah bicara
Walau dia ingin melakukan itu semua

Ayahku diam bukan karena sifatnya
Tak mendengar bukan karena kemauannya
Namun, itu yang mebuat dunia ini kecil
Ayah yang tak sempurna

Semenjak aku menginjakkan kaki disekolah
Seluruh teman ku, sahabat ku
Selalu dan selalu menertawai ayahku
Membandingkannya dengan pria pria sempurna itu

aku duduk diatas gerobak eskrimnya
menggenjot sepeda tua itu dengan keringat
bukankah itu suatu bentuk kasih sayang?
Iya. Tapi bukan itu yang aku mau

Aku lelah dengan perkataan orang bodoh itu
Aku juga ingin sempurna
Aku juga ingin memamerkan ayahku
Aku juga ingin membungkam semua mulut jahanam yang tertawa itu

Sudah terlalu lama aku membenci ayahku gara-gara mereka
Aku melupakan ayahku
Mencaci ayahku agar tak datang menjemputku
Hingga meludahinya didepan temanku

Dia ku anggap hanya menjadi tukang ojek yang selalu mengantarku
Pembantu lebih tepatnya
Aku malu punya ayah seperti dia
Walau itu bukan maunya

Tapi tolong, pergilah yah..
Pergi saat aku bersama temanku
Aku malu ayah.. aku malu
Malu memilikimu yang tak sempurna

*****

Hari demi hari terus saja seperti itu
Walau aku marah, mencaci, meludahi
Ayahku selalu datang menjemputku
Terkadang ia memberikan eskrim gratis pada temanku

Aku hanya terdiam melihat kelakuan ayahku
Malu. Diam. Marah. Pergi
Ayah pergi
Jangan lakukan itu. Mereka menertawaimu yah..

Iyah benar. Memang benar.
Itu semua terjadi saat ayahku mengantarku
Hal itu terjadi
Ibu meninggal disaat aku baru berumur enam bulan

Ayah yang mengendarai motor bersama ibuku
Aku digendongnya
Menabrak sebuah tiang yang tak terlihat
Mungkin itu takdir? Ataukah kutukan?

Kutukan aku lahir?
Karena hasil dari orang tua yang haram?
Tak melalui ikatan pernikahan?
Mungkin saja

Dari bayi hingga umurku lima belas tahun
Ayahku tuli..
Ayahku bisu..
Ayahku.. cacat

Aku benci melihat itu
Benci saat orang menertawakannya
Benci saat ia tak bisa melakukan apapun untukku
Tak bisa mendengar, tak bisa bicara..

Sore itu menunjukan pukul lima sore
Aku pulang bersama teman – teman
Canda ria tertawa lebar
Berjalan menuju gerbang sekolah

Tampak sesosok pria paruh baya sedang menunggu disamping gerobak eskrimnya
Temanku berkata, “hey kita beli eskrim yuk”
Aku tertunduk dan mengatakan aku tidak suka eskrim
Lalu temanku pergi beli dan aku?

Berdiri cukup lama mlihat temanku membeli eskrim
Bukan skrimnya
Aku melihat semua mimik mulut mereka yang menertawakan ayahku
Saat menggerakan tangannya yang cacat itu

Seandainya bisa..
Ada dua pilihan yang aku pikirkan saat itu
Berlari kerarah temanku dan menjambaknya
Atau aku pulang kerumah dan menendang ayahku agar dia tak berjualan didepan sekolahku

Hari itu makin senja
Mega-mega seakan memberi sinyal untuk memanggil malam
Aku pun yang berdiri tertunduk memilih..
Memilih untuk pergi meninggalkan mereka

Aku berjalan melalui jalan setapak hijau
Kulihat ada doni sedang membeli sebatang rokok
Aku menyapanya
Dan ia menyapaku balik

Doni adalah pacarku
Saat aku baru masuk SMP hingga sekarang
Karena doni itu teman lamaku
Tepatnya teman saat aku tinggal di sebelah rumahnya

Hari itu aku pulang bersamanya
Menyenangkan
Seakan lupa dengan masalahku
Menghirup udara malam itu..

Kami pergi hingga lupa waktu
Jam tanganku sudah menunjukan pukul sebelas lewat
Aku sudah mulai mengantuk
Apalagi tadi sudah meminum yang diberikan doni

Segera kubawa doni untuk pulang
Terhuyung dalam perjalan
Doni pun kehilangan kendali
Motor itu seakan terbang melewati jembatan

*****
Saat ku tersadar, dua kabel kecil berada dihidungku
Infus sudah tertanam pada lenganku
Terlihat beberapa perawat rumah sakit mondar mandir
Aku pusing..

Mataku belum terbuka lebar
Terlihat cahaya lampu yang sangat terang berada diatasku
Perawat itu memakai masker
Dan muncullah seseorang yang membawa alat bedah

Ya itu mungkin seorang dokter
Dan aku sepertinya akan dioperasi
Mungkin ini karena aku tabrakan bersama doni
Dimana doni? Apakah dia baik-baik saja?

Belum saja aku berpikiran macam-macam
Bius itu menghilangkan sadarku
Semakin lama mataku semakin tertutup
Dan akhirnya....

Aku tidak tahu berapa lama aku terlelap
Pastinya suara itu menyadarkanku
Sarah..
Ia berada disampingku

Mataku perlahan terbuka
Melihat sarah yang penuh air mata
Kulihat doni berada ditempat duduknya
Sedang tertidur penuh perban

Setelah lama aku mengumpulkan energi
Akhirnya aku pun mulai berbicara perlahan
Sarah. Apa yang terjadi denganku?
Apa aku baik – baik saja?

Sarah pun menangis
Ia tak sanggup  memberikan ceritanya
Ia memegang erat tanganku
Ulfa.. kamu baik-baik saja kok

Perkataannya memang mebuat hatiku tenang
Namun, ia melanjutkan ceritanya
Cerita yang membuat aku ingin mengadili tuhan
Dan ingin menyalahi diriku sendiri

Aku kecelakaan
Motor doni terhempas keluar jembatan saat mobil itu mencoba menyalip dari depan
Doni segera melompat
Dan aku? Tertusuk besi yang berada pada bahu jalan

Besi itu menancap di saluran hati ku
Namun, siapa sangka aku masih hidup
Sarah memberikan rasa syukurnya karena aku masih hidup
Terbayang olehku besi itu dihatiku

Kemudian kalimat itu terucap oleh sarah
Hatiku memang hancur dan aku masih hidup
Aku seharusnya sudah mati
Tetapi belum, karena ada yang rela mati untukku

Siapa itu sar?
Yang pasti bukan doni
Yang pasti bukan sarah
Siapa dia?

Dia mencangkokan hatinya pada mu ul
Dia memberikan hatinya agar kamu bisa hidup
Dia sangat senang bisa membantumu ul
Dia sangat cinta padamu

Dia tak lupa memberikan kue itu padamu
Kue untuk ulang tahunku
Beserta boneka kecil disamping kue itu
Saat itu..

Aku menangis, meraung, meronta
Aku kalap, aku merasa ada yang ingin kuluapkan
Ada yang belum tercapai pada rasa ingin ini
Itu semua karna kulihat satu..

Satu kalimat di kue itu..
Selamat Ulang Tahun Anakku Ulfa
Aku ingin bangun dan mencari dia
Tapi tak kuasa

Sarah segera memeluku
Dan perawat segera menahan lenganku yang sudah mulai ingin melepas infus tu
Aku menangis dengan keras
Aku ingin bertemu dia. Ayahku..

Sarah dimana dia sarah dimana ayahku??
Teriakku keras
Aku tak tahan menahan rasa ini
Aku merasa berdosa. Aku anak haram yang durhaka

Aku belum sempat mengatakan aku cinta padanya
Aku belum sempat bilang aku sayang dia
Aku belum sempat mengatakan terima kasih
Belum sempat aku memeluk dia

Aku tak pernah ingat dia
Aku ingin mengingat dia sekarang
Ingin membelikannya hadiah saat dia ulang tahun
Memasakan dia

Aku ingin menjadikan dia pria yang sempurna
Aku tak sempat sar
Aku tak sempat
Hatiku gelap

Hatiku telah diselimuti kebencian semata
Aku tak peduli mereka
Aku peduli ayahku sar
Aku hanya ingin membahagiakan ayahku

Dimana ayahku sar dimana...
Teriakku semakin menggila
Percuma.. semua sudah terlambat
Ayahku telah tiada

Memang dia memberikan ku beribu kasih sayangnya
Tapi aku tak mengenalinya sedikitpun
Pikiranku meracuni semua tindakanku
Aku tak mengenali ayahku

Sekarang tersadar saat Tuhan memberikan sentilannya padaku
Aku tak ingin menyiakan lagi
Tak akan pernah.. selamanya
Akan ku ingat kenangan aku bersama ayah yang tak sempurna ku

Ayah tak sempurna yang memiliki kasih sempurna
Keluhanku, dukaku, cemoohku, hinaku
Tenangnya, damainya, cintanya, kasihnya
Berada disamping malaikat yang tak bersayap

Tangisku tak bisa mengembalikan ayahku
Aku mau ayahku kembali
Walau tak sempurna
Biarlah seperti itu

Hati ini, hati ayahku penuh kesucian
Berbeda dengan hatiku
Akan aku jaga selamanya, akan aku pelihara selamanya
Hati ayahku, yang ku anggap dulu fakir akan cinta.


Kalau rada-rada kurang, dimaklumi masih amatir hehe
mohon saran..


Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar